Sabtu, 15 Oktober 2011

Kau ini Bagaimana, atau Aku Harus Bagaimana

Kau ini bagaimana?
kau bilang aku merdeka, kau memilihkan untukku segalanya
kau suruh aku berpikir, aku berpikir kau tuduh aku kafir

Aku harus bagaimana?
kau bilang bergeraklah, aku bergerak kau curigai
kau bilang jangan banyak tingkah, aku diam saja kau waspadai

Kau ini bagaimana?
kau suruh aku memegang prinsip, aku memegang prinsip kau tuduh aku kaku
kau suruh aku toleran, aku toleran kau bilang aku plin plan

Aku harus bagaimana?
aku kau suruh maju, aku mau maju kau selimpung kakiku
kau suruh aku bekerja, aku bekerja kau ganggu aku

Kau ini bagaimana?
kau suruh aku takwa, khotbah keagamaanmu membuatku sakit jiwa
kau suruh aku mengikutimu, langkahmu tak jelas arahnya

Aku harus bagaimana?
aku kau suruh menghormati hukum, kebijaksanaanmu menyepelekannya
aku kau suruh berdisiplin, kau mencontohkan yang lain

Kau ini bagaimana?
kau bilang Tuhan sangat dekat, kau sendiri memanggil-manggilnya dengan pengeras suara tiap saat
kau bilang kau suka damai, kau ajak aku setiap hari bertikai

Aku harus bagaimana?
aku kau suruh membangun, aku membangun kau merusakkannya
aku kau suruh menabung, aku menabung kau menghabiskannya

Kau ini bagaimana?
kau suruh aku menggarap sawah, sawahku kau tanami rumah-rumah
kau bilang aku harus punya rumah, aku punya rumah kau meratakannya dengan tanah

Aku harus bagaimana?
aku kau larang berjudi, permainan spekulasimu menjadi-jadi
aku kau suruh bertanggungjawab, kau sendiri terus berucap wallahu a’lam bissawab

Kau ini bagaimana?
kau suruh aku jujur, aku jujur kau tipu aku
kau suruh aku sabar, aku sabar kau injak tengkukku

Aku harus bagaimana?
aku kau suruh memilihmu sebagai wakilku, sudah kupilih kau bertindak sendiri semaumu
kau bilang kau selalu memikirkanku, aku sapa saja kau merasa terganggu

Kau ini bagaimana?
kau bilang bicaralah, aku bicara kau bilang aku ceriwis
kau bilang jangan banyak bicara, aku bungkam kau tuduh aku apatis

Aku harus bagaimana?
kau bilang kritiklah, aku kritik kau marah
kau bilang carikan alternatifnya, aku kasih alternatif kau bilang jangan mendikte saja

Kau ini bagaimana?
aku bilang terserah kau, kau tidak mau
aku bilang terserah kita, kau tak suka
aku bilang terserah aku, kau memakiku

Kau ini bagaimana?
atau aku harus bagaimana?

1987
Mustofa Bisri (Gus Mus)

Sabtu, 08 Oktober 2011

 


"Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani, dan orang-orang Sabi'in, siapa saja (diantara mereka)  yang beriman kepada Allah dan hari akhir, dan melakukan kebajikan, mereka mendapat pahala dari Tuhan-nya, tidak ada rasa takut pada mereka, dan mereka tidak bersedih hati."
Q.S Al-Baqoroh : 62

Apakah Allah mengajarkan kita untuk bertengkar ???

Jumat, 07 Oktober 2011

Dear Allah

In Your Majesty, You Create differences
In my arrogance, I question Your Wisdom
In Your Mistery, You Create temptation
In my inferiority, You Make more than I am

So here I am

Surrender me in the agony of Your Love
Surrender me in the irony of Your Law
Lead me to the joy of love redivined
Teach me how to love You more

cin(T)a

Minggu, 02 Oktober 2011

Ya Allah...
Ajari Aku Bagaimana :
Memberi sebelum menuntut
Berpikir sebelum bertindak
Santun ketika berbicara
Tenang ketika gundah
Diam ketika emosi melanda
Selalu bersahaja diatas kebenaran
Bersabar dalam tiap ujian..

Ya Allah....
Jadikanlah hamba seseorang :

yang lemah lembut seperti Abu Bakar,
Sepintar 'Ali
Sebijaksana 'Umar
Sedermawan 'Utsman
Sesederhana Bilal
Setergar Khalid

Sesejuk embun di pagi hari,
Sejernih air mata Ainun Mardhiyah

Sehening malam dalam sujud qiyamullail
Selayaknya Mentari yang tak bosan menyinari...

itulah cita-cita hamba Ya Rahiim..
              Yaa Mujibassaailiin..
                 Istajib do'aana..

Jawablah aku dengan Rahmat-Mu

Daun itu aku temukan di kebunku, berbeda dari biasanya,
berukuran kecil, berwarna emas, tapi tak sesegar yang lain.
Daun itu aku ambil dari kebunku, berbeda dari biasanya,
memiliki banyak garis cabang, tapi tak bergetah di ujung batang,

Daun itu tak cantik, tapi berkilau diantara yang lainnya.
Daun itu tidak layu, tapi justru hatiku malu saat melihatnya.


aku bertanya pada Mu Tuhan.
mengapa Kau cipta aku dan Kau cipta Daun itu?
mengapa aku dapat menyembahmu dengan cara yang sempurna sedangkan Daun itu tidak?
bukankah Ia juga makhluk-Mu?



Tuhan, aku menginginkannya, tapi aku tak ingin mengkhianati-Mu
|wahai Yang rasa sayangnya tak memiliki batas.|
untuk pertama kalinya, aku takut untuk menikmati fitrah yang Kau berikan kepada setiap manusia, karna sekat yang Kau buat secara mutlak dan tak ada sedikit ruang untuk tawar-menawar. 

aku bertanya pada Mu Tuhan.
|wahai Yang cintanya tak pernah bertepi.|
bolehkah aku simpan Daun itu dalam lipatan kisah hidupku?

aku bertanya pada Mu Tuhan.
|wahai Yang kasihnya takkan habis oleh waktu dan peristiwa.|
jawablah aku dengan Rahmat-Mu

#untuk seseorang yang aku kagumi. GRW