Kamis, 22 Desember 2011

Dasar Manusia....Brengseknya Luar Biasa!!!

Manusia Sekarang Sok Pintar,
Lebih Pintar dari pada Tuhan,
Merasa Dirinya Paling Benar,
Sampai-sampai mencerca Tuhan dengan Kasar
------
Perintah Tuhan seolah-olah Peraturan yang salah
Larangan Tuhan seolah-olah Ketidak-adilan yang sah
------
Binatang dijadikan makhluk Tuhan yang paling hina
yang kemudian,
Manusia yang satu membinatangkan manusia yang lainnya
Padahal, birahi Manusia & Binatang itu sama
Hanya Ilmu yang menjadi pembeda di hadapan pencipta mereka

Dasar Manusia....Brengseknya Luar biasa!!!

Senin, 14 November 2011

"Sungguh, beruntunglah engkau yang sanggup mencintai seseorang dalam diam
~:: Ali bin abi thalib dan Fatimah ::~

Rabu, 09 November 2011

Syi'ir Tanpo Waton

ketika ku sedang membaca kitab riyadusholihin, tiba tiba kutemukan selembar kertas lusuh yang tergeletak di lantai, ku ambil lalu ku baca.. ku rasa Syi'ir ini sungguh luar biasa, dibuat berdasarkan realita, entah siapa yang menulisnya, semoga Allah merohmatinya..

Ngawiti ingsun nglarasa syi'iran                              Alqur'an Qodim wahyu minulyo
Kelawan muji maring pangeran                              Tanpo ditulis  biso di woco
Kang Paring rohmat lan kenikmatan                        Iku wejangan guru waskito
Rino wengine tanpo pitungan                                 Den tancepke ing jero dodo

Duh bolo konco priyo wanito                                Kumantil ati lan pikiran
Ojo mung ngaji syare'at bloko                               Mrasuk ing badan kabeh jeroan
Gur pinter ndongeng nulis lan moco                       Mu'jizat rosul dadi pedoman
Tembe mburine bakal sangsoro                             Minongko dalan manjinge iman

Akeh kang apal Qur'an haditse                             Kelawan Alloh kang moho suci
Seneng ngafirke marang liyane                              Kudu rangkulan rino lan wengi
Kafire dewe dak di gatekke                                 Ditirakati diriyadohi
Yen isih kotor ati akale                                         Dzikir lan suluk jo nganti lali

Gampang kabujuk nafsu angkoro                         Uripe ayem rumongso aman
Ing pepaese gebyare ndunyo                                Dununge roso tondo yen iman
Iri lan meri sugihe tonggo                                      Sabar narimo najan pas pasan
Mulo atine peteng lan nistho                                 Kabeh tinakdir saking Pangeran

Kelawan konco dulur lan tonggo                          Ayo sedulur jo nglaleake
Kang podo rukun ojo ngaslo                                Wajibe ngaji sak pranate
Iku sunahe Rosul kang mulyo                               Nggo ngandelke iman tauhite
Nabi Muhammad panutan kito                             Baguse sangu mulyo matine

Ayo ngelakoni sekabehane                                   Lamun palastro ing pungkasane
Allah kang bakal ngengkat drajate                        Ora kesasar roh lan sukmane
Senajan ashor toto dhohire                                   Den gadang Allah swargo manggone
Ananging mulyo maqom drajate                            Utuh mayite ugo ulese

Kang aran soleh bagus atine
kerono mapan seri ngelmune
Laku Thoriqot lan Ma'rifate
Ugo hakekot manjing rasane

Sabtu, 15 Oktober 2011

Kau ini Bagaimana, atau Aku Harus Bagaimana

Kau ini bagaimana?
kau bilang aku merdeka, kau memilihkan untukku segalanya
kau suruh aku berpikir, aku berpikir kau tuduh aku kafir

Aku harus bagaimana?
kau bilang bergeraklah, aku bergerak kau curigai
kau bilang jangan banyak tingkah, aku diam saja kau waspadai

Kau ini bagaimana?
kau suruh aku memegang prinsip, aku memegang prinsip kau tuduh aku kaku
kau suruh aku toleran, aku toleran kau bilang aku plin plan

Aku harus bagaimana?
aku kau suruh maju, aku mau maju kau selimpung kakiku
kau suruh aku bekerja, aku bekerja kau ganggu aku

Kau ini bagaimana?
kau suruh aku takwa, khotbah keagamaanmu membuatku sakit jiwa
kau suruh aku mengikutimu, langkahmu tak jelas arahnya

Aku harus bagaimana?
aku kau suruh menghormati hukum, kebijaksanaanmu menyepelekannya
aku kau suruh berdisiplin, kau mencontohkan yang lain

Kau ini bagaimana?
kau bilang Tuhan sangat dekat, kau sendiri memanggil-manggilnya dengan pengeras suara tiap saat
kau bilang kau suka damai, kau ajak aku setiap hari bertikai

Aku harus bagaimana?
aku kau suruh membangun, aku membangun kau merusakkannya
aku kau suruh menabung, aku menabung kau menghabiskannya

Kau ini bagaimana?
kau suruh aku menggarap sawah, sawahku kau tanami rumah-rumah
kau bilang aku harus punya rumah, aku punya rumah kau meratakannya dengan tanah

Aku harus bagaimana?
aku kau larang berjudi, permainan spekulasimu menjadi-jadi
aku kau suruh bertanggungjawab, kau sendiri terus berucap wallahu a’lam bissawab

Kau ini bagaimana?
kau suruh aku jujur, aku jujur kau tipu aku
kau suruh aku sabar, aku sabar kau injak tengkukku

Aku harus bagaimana?
aku kau suruh memilihmu sebagai wakilku, sudah kupilih kau bertindak sendiri semaumu
kau bilang kau selalu memikirkanku, aku sapa saja kau merasa terganggu

Kau ini bagaimana?
kau bilang bicaralah, aku bicara kau bilang aku ceriwis
kau bilang jangan banyak bicara, aku bungkam kau tuduh aku apatis

Aku harus bagaimana?
kau bilang kritiklah, aku kritik kau marah
kau bilang carikan alternatifnya, aku kasih alternatif kau bilang jangan mendikte saja

Kau ini bagaimana?
aku bilang terserah kau, kau tidak mau
aku bilang terserah kita, kau tak suka
aku bilang terserah aku, kau memakiku

Kau ini bagaimana?
atau aku harus bagaimana?

1987
Mustofa Bisri (Gus Mus)

Sabtu, 08 Oktober 2011

 


"Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani, dan orang-orang Sabi'in, siapa saja (diantara mereka)  yang beriman kepada Allah dan hari akhir, dan melakukan kebajikan, mereka mendapat pahala dari Tuhan-nya, tidak ada rasa takut pada mereka, dan mereka tidak bersedih hati."
Q.S Al-Baqoroh : 62

Apakah Allah mengajarkan kita untuk bertengkar ???

Jumat, 07 Oktober 2011

Dear Allah

In Your Majesty, You Create differences
In my arrogance, I question Your Wisdom
In Your Mistery, You Create temptation
In my inferiority, You Make more than I am

So here I am

Surrender me in the agony of Your Love
Surrender me in the irony of Your Law
Lead me to the joy of love redivined
Teach me how to love You more

cin(T)a

Minggu, 02 Oktober 2011

Ya Allah...
Ajari Aku Bagaimana :
Memberi sebelum menuntut
Berpikir sebelum bertindak
Santun ketika berbicara
Tenang ketika gundah
Diam ketika emosi melanda
Selalu bersahaja diatas kebenaran
Bersabar dalam tiap ujian..

Ya Allah....
Jadikanlah hamba seseorang :

yang lemah lembut seperti Abu Bakar,
Sepintar 'Ali
Sebijaksana 'Umar
Sedermawan 'Utsman
Sesederhana Bilal
Setergar Khalid

Sesejuk embun di pagi hari,
Sejernih air mata Ainun Mardhiyah

Sehening malam dalam sujud qiyamullail
Selayaknya Mentari yang tak bosan menyinari...

itulah cita-cita hamba Ya Rahiim..
              Yaa Mujibassaailiin..
                 Istajib do'aana..

Jawablah aku dengan Rahmat-Mu

Daun itu aku temukan di kebunku, berbeda dari biasanya,
berukuran kecil, berwarna emas, tapi tak sesegar yang lain.
Daun itu aku ambil dari kebunku, berbeda dari biasanya,
memiliki banyak garis cabang, tapi tak bergetah di ujung batang,

Daun itu tak cantik, tapi berkilau diantara yang lainnya.
Daun itu tidak layu, tapi justru hatiku malu saat melihatnya.


aku bertanya pada Mu Tuhan.
mengapa Kau cipta aku dan Kau cipta Daun itu?
mengapa aku dapat menyembahmu dengan cara yang sempurna sedangkan Daun itu tidak?
bukankah Ia juga makhluk-Mu?



Tuhan, aku menginginkannya, tapi aku tak ingin mengkhianati-Mu
|wahai Yang rasa sayangnya tak memiliki batas.|
untuk pertama kalinya, aku takut untuk menikmati fitrah yang Kau berikan kepada setiap manusia, karna sekat yang Kau buat secara mutlak dan tak ada sedikit ruang untuk tawar-menawar. 

aku bertanya pada Mu Tuhan.
|wahai Yang cintanya tak pernah bertepi.|
bolehkah aku simpan Daun itu dalam lipatan kisah hidupku?

aku bertanya pada Mu Tuhan.
|wahai Yang kasihnya takkan habis oleh waktu dan peristiwa.|
jawablah aku dengan Rahmat-Mu

#untuk seseorang yang aku kagumi. GRW

Kamis, 18 Agustus 2011

Books, High Recommended

Judul    : Arus Balik
Penulis : Pramoedya Ananta Toer

Judul   : Jihad Terlarang
Penulis : Mataharitimoer
 
Judul    : Merdeka 100% - 3Percakapan Ekonomi Politik
Penulis : Tan Malaka




Kamis, 11 Agustus 2011

Surat dari tahun 2070

Aku hidup di tahun 2070.
Aku berumur 50 tahun, tetapi kelihatan seperti sudah 85 tahun.
Aku mengalami banyak masalah kesehatan, terutama masalah ginjal karena aku minum sangat sedikit air putih.
Aku fikir aku tidak akan hidup lama lagi.
Sekarang, aku adalah orang yang paling tua di lingkunganku.

Sebelumnya, rambut yang indah adalah kebanggaan semua perempuan.
Sekarang, kami harus mencukur habis rambut untuk membersihkan kepala tanpa menggunakan air. Sebelumnya, ayahku mencuci mobilnya dengan menyemprotkan air langsung dari keran ledeng.
Sekarang, anak-anak tidak percaya bahwa dulunya air bisa digunakan untuk apa saja.


Aku masih ingat seringkali ada pesan yang mengatakan:
”JANGAN MEMBUANG BUANG AIR”
Tapi tak seorangpun memperhatikan pesan tersebut.
Orang beranggapan bahwa air tidak akan pernah habis karena persediaannya yang tidak terbatas.
Sekarang, sungai, danau, bendungan dan air bawah tanah semuanya telah tercemar atau sama sekali kering.

Pemandangan sekitar yang terlihat hanyalah gurun-gurun pasir yang tandus.
Infeksi saluran pencernaan, kulit dan penyakit saluran kencing sekarang menjadi penyebab kematian nomor satu.
Industri mengalami kelumpuhan, tingkat pengangguran mencapai angka yang sangat dramatik. Pekerja hanya dibayar dengan 1 gelas air minum per harinya.

Banyak orang menjarah air di tempat-tempat yang sepi. 80% makanan adalah makanan sintetis.
Sebelumnya, rekomendasi umum untuk menjaga kesehatan adalah minum sedikitnya 8 gelas air putih setiap hari.
Sekarang, aku hanya bisa minum 1/2 gelas air setiap hari.

Sejak air menjadi barang langka, kami tidak mencuci baju, pakaian bekas pakai langsung dibuang, yang kemudian menambah banyaknya jumlah sampah.
Kami menggunakan septic tank untuk buang air, seperti pada masa lampau, karena tidak ada air.

Manusia di jaman kami kelihatan menyedihkan:
Tubuh sangat lemah; kulit pecah-pecah akibat dehidrasi; ada banyak koreng dan luka akibat banyak terpapar sinar matahari karena lapisan ozon dan atmosfir bumi semakin habis.

Karena keringnya kulit, perempuan berusia 20 tahun kelihatan seperti telah berumur 40 tahun. Para ilmuwan telah melakukan berbagai investigasi dan penelitian, tetapi tidak menemukan jalan keluar.
Manusia tidak bisa membuat air. Sedikitnya jumlah pepohonan dan tumbuhan hijau membuat ketersediaan oksigen sangat berkurang, yang membuat turunnya kemampuan intelegensi generasi mendatang.

Morphology manusia mengalami perubahan...
…yang menghasilkan anak-anak dengan berbagai masalah defisiensi, mutasi, dan malformasi.

Pemerintah bahkan membuat pajak atas udara yang kami hirup:
137 m3 per orang per hari. [31,102 galon]
Bagi siapa yang tidak bisa membayar pajak ini akan dikeluarkan dari “kawasan ventilasi” yang dilengkapi dengan peralatan paru-paru mekanik raksasa bertenaga surya yang menyuplai oksigen.
Udara yang tersedia di dalam “kawasan ventilasi” tidak berkulitas baik, tetapi setidaknya menyediakan oksigen untuk bernafas.
Umur hidup manusia rata-rata adalah 35 tahun.

Beberapa negara yang masih memiliki pulau bervegetasi mempunyai sumber air sendiri. Kawasan ini dijaga dengan ketat oleh pasukan bersenjata.
Air menjadi barang yang sangat langka dan berharga, melebihi emas atau permata.

Disini ditempatku tidak ada lagi pohon karena sangat jarang turun hujan.
Kalaupun hujan, itu adalah hujan asam.
Tidak dikenal lagi adanya musim. Perubahan iklim secara global terjadi di abad 20 akibat efek rumah kaca dan polusi.
Kami sebelumnya telah diperingatkan bahwa sangat penting untuk menjaga kelestarian alam, tetapi tidak ada yang peduli.

Pada saat anak perempuanku bertanya bagaimana keadaannya ketika aku masih muda dulu,
aku menggambarkan bagaimana indahnya hutan dan alam sekitar yang masih hijau.
Aku menceritakan bagaimana indahnya hujan, bunga, asyiknya bermain air, memancing di sungai, dan bisa minum air sebanyak yang kita mau.
Aku menceritakan bagaimana sehatnya manusia pada masa itu.
Dia bertanya: - Ibu ! Mengapa tidak ada air lagi sekarang ?
Aku merasa seperti ada yang menyumbat tenggorokanku...

Aku tidak dapat menghilangkan perasaan bersalah, karena aku berasal dari generasi yang menghancurkan alam dan lingkungan.
dengan tidak mengindahkan secara serius pesan-pesan pelestarian... dan banyak orang lain juga!
Aku berasal dari generasi yang sebenarnya bisa merubah keadaan, tetapi tidak ada seorangpun yang melakukan.
Sekarang, anak dan keturunanku yang harus menerima akibatnya.

Sejujurnya, dengan situasi ini kehidupan di planet bumi tidak akan lama lagi punah,
karena kehancuran alam akibat ulah manusia sudah mencapai titik akhir.

Aku berharap untuk bisa kembali ke masa lampau dan meyakinkan umat manusia untuk mengerti apa yang akan terjadi ...
... Pada saat itu masih ada kemungkinan dan waktu bagi kita untuk melakukan upaya menyelamatkan planet bumi ini!

Kirim surat ini ke semua teman dan kenalan anda,
walaupun hanya berupa pesan, kesadaran global dan aksi nyata akan pentingnya melestarikan air dan lingkungan harus dimulai dari setiap orang.

Rabu, 09 Februari 2011

DO'A

Ya Allah…
Aku memohon sedikit saja dari-Mu,
meskipun sesungguhnya yang kubutuhkan dari-Mu begitu banyak
dan Engkau sama sekali tidak membutuhkannya,
dari dulu hingga kapan pun… 
Bagiku, yang kupinta ini sangatlah banyak,
sedangkan bagi-Mu teramat kecil. 

Ya Allah ampunan-Mu atas dosaku,
pengabaian-Mu atas kesalahanku 
serta maaf-Mu atas kezalimanku, 
juga penutupan-Mu atas keburukan amalku,
kemurahan-Mu atas berbagai kejahatanku, 
baik yang sengaja maupun yang tidak sengaja kulakukan, 
semuanya mendorongku untuk meminta dari-Mu 
sesuatu yang sejatinya tidak layak bagiku, 
yang Engkau karuniakan kepadaku karena Kasih Sayang-Mu, 
Engkau perlihatkan karena kekuasaan-Mu 
dan Engkau perlihatkan berbagai wujud penerimaan-Mu. 

Sekarang,
aku berdoa kepada-Mu dalam keadaan aman, 
Kumohon kepada-Mu dalam keintiman dengan-Mu, 
tiada rasa takut dan khawatir yang berlebihan terhadap-Mu 
atas apa yang kumohonkan kepada-Mu
Jika yang diminta terlambat dikabulkan,
aku mencela-Mu karena kebodohanku
Padahal, 
boleh jadi keterlambatan itu lebih baik bagiku 
karena Engkau mengetahui akibat berbagai urusan,
Aku tidak melihat Tuan yang lebih dermawan dan sanggup bersabar menyikapi hamba yang kikir ini ketimbang Engkau. 

Wahai Rabb-ku, 
Engkau menyeruku namun aku justru berpaling dari-Mu
Engkau berupaya mencintaiku meski aku membuat-Mu membenciku 
Engkau berupaya mengasihiku meski aku justru menghindari-Mu 
Tampaknya aku terlalu berani kepada-Mu 
Namun hal itu tidak menghalang-halangi-Mu untuk tetap mengasihi, menyayangi dan berbuat baik kepadaku. 

Kasihilah hamba-Mu yang banyak salah ini 
Karuniailah aku dengan kebaikan-Mu 
Sesungguhnya Engkau Maha Dermawan lagi Maha Pemurah 

Imam Ali as

Diakah Guru ?

      Berjalanlah aku, pulang menerjang hujan, terpaksa. dengan membonceng kawan yang tak sengaja bertemu dijalan. ternyata hujan sepertinya hari ini semangat sekali untuk membasahi seluruh kota Jogja dengan air murninya dari langit, dan keputusanku pun bulat untuk berteduh si sebuah tempat.
kami pun berteduh pada suatu bank yang baru saja menutup operasinya. 5menit, 10menit, 15menit pun berlalu dengan menatap hujan yang makin tak lelahnya membasahi kota pelajar ini, terdengar suara memanggil namaku dari jarak 5langkah dari tempat dudukku lalu ia berkata,
"gimana kalo kita pindah tempat berteduh ke warung bakso, sekalianlah ngangetin badan, makan bakso sama teh panas..."
tanpa pikir panjang langsung ku nyalakan mesin dan menuju konter bakso terdekat.
"mas bakso 2 porsi sama teh anget 2"
beberapa menit kemudian, kami sudah khusyu' dengan mangkok bakso kami masing-masing, kadang bercanda dan berdebat tentang sambal yang ada dihadapan kami
"eh jangan banyak-banyak sambelnya, kasian tukang baksonya, cabe lagi mahal"
"kalo udah di sediain disini, berarti kita disuruh makan ni sambel"
tiba-tiba, gubraak..

      Tertegun mendengar suara tersebut, belum saja tertelan bakso yang ada dalam mulut, langsung ku berdiri menuju sumber suara, ternyata benar, motorku tertabrak oleh sebuah mobil sedan putih yang didalamnya terdapat seorang bapak-bapak setengah baya memegang stir, dengan 4 orang wanita berwajah umur sekitar 35 yang berdiri di samping mobil lagi tercengan melihat mobil mereka menabrak sebuah motor.
Aku diam, sengaja, menunggu bapak yang berada dalam mobil tersebut keluar dan bertanggung jawab untuk mengembalikan keadaan motorku seperti semula, 1detik, 2detik, 3detik, 4menit, dan bapak itu tak kunjung keluar, menyebalkan, pasti.
      Terpaksa aku menghantam air hujan yang derasnya bukan main, lalu mengembalikan posisi motor seperti semula, mereka hanya melihatku, saling berbisik lalu salah satu dari merek berucap
"lagian motornya standarnya miring sih, coba kalo ga miring, ga akan jatuh"
"what?? i'm sorry, what you say maam?" sontak hati ku langsung merespon, ya, hanya hati yang berucap, sedangkan lidahku terlipat rapat dan kebencian mulai merambat ke seluruh saraf, terlebih kepada seorang bapak yang menggenggam setir mobil, tidakkah ada kata tanggung jawab dalam otaknya?

sekali lagi, mereka hanya melihatku!! menyedihkan sekali adegan ini.

      Cih, aku mengenal seragam yang mereka kenakan, seragam nasional berbasis Departemen Agama yang 'katanya' dipakai oleh para orang yang menyebut dirinya seorang GURU, pantaskah mereka disebut guru? mengajarkan akhlaq dan etiket pada ratusan bocah di sekolah, ternyata mereka sendiri tak beretiket, kasihan  seragam itu, terusik labelnya karna tingkah menjijikan mereka.

      Terpikir sesaat, pantaskah jika ku generalisasikan tingkah laku mereka pada seluruh guru di Indonesia ini? jika pantas, untuk kesekian kalinya akan ku ucapkan kata "menyedihkan".
Terdengar berita banyak guru yang meminta gajinya dinaikkan, fasilitas hidupnya di perhatikan. memang benar 2hal itu patut di perhitungkan karna mereka adalah para pahlawan penyalur ilmu, penghormatan yang tinggi pantas mereka dapatkan. Tetapi bagiku, hal ini akan melunturkan slogan mereka "Guru, Pahlawan Tanpa Tanda Jasa", dimanakah letak tanpa tanda jasanya?

Kepada semua guruku dan seluruh guru Indonesia, Terima Kasih ku ucapkan
      Terlepas dari semua yang telah terjabarkan, keyakinanku kembali pada titik awal, guru adalah sosok yang luar biasa, mengajar dengan keikhlasan dan senyum yang tak pernah lepas dari wajahnya, walau pernah kurasakan rasa sakit di kepalaku karna mendapat pukulan sebuah buku oleh guru wanita ketika ku berada di sekolah dasar, tak apalah, mungkin itu termasuk materi dalam pelajaran. ku tata kembali akal sehatku, tak pantas untukku menggeneralisasikan sesuatu, terlebih suatu yang bernilai buruk, toh selama ku mengenyam pendidikan, hampir tak pernah ku temukan guru berperangai buruk, tutur katanya tak pantas, jelas mereka berbudi luhur. Sisi positifku pun beropini "mungkin sekarang mereka sedang melepas jabatannya sebagai guru, hanya saja mereka lupa untuk melepas seragamnya. mereka juga sama dengan orang pada umumnya yang setiap dalam diri tidak hanya sisi positif yang bekerja"

       Usai mengembalikan posisi motorku yang tertabrak, dengan cepat ku kembali pada sebuah mangkuk bakso yang telah berkurang kadar panasnya, sadar akan tatapan iba semua orang pengunjung konter bakso terhadapku atas perlakuan 5 orang berseragam guru itu, dengan terpaksa ku pasang wajah ku seolah memberi pesan kepada mereka " aku tak apa kawan, makanlah bakso kalian, bakso ini sungguh lezat"

Sabtu, 22 Januari 2011

Kemakmuran (semu)

~(saat naik taksi)~
" pak, bensin lagi naek ya pak? argonya naek juga ga pak"

"iya nih dek, lagi mahal bgt bensin, mana setoran harus banyak..dasar pemerintah sekarang ga becus ngurus rakyatnya, sampe pada sengsara ky gini, ga kaya jaman nya Pak Soeharto kmren"

"emangnya kenapa sama jamannya Pak Harto pak?"

" jaman pak harto dulu mah bapak ni makmur dek, tukang becak aja makmur, harga murah. pokoke enak deh.."
   Ketika rakyat merasa tak terpuaskan oleh segala kebijakan pemerintah, merekapun mulai berceletuk bahwa betapa buruknya pemerintah mereka itu, ya mungkin sekedar hanya bisa berceletuk, tak bisa melakukan apapun, karena mereka hanya bisa menerima segala keputusan dari pihak yang disebut pemerintah, itupun karena mereka tidak memiliki jatah untuk mengelola negara ini, mereka juga tak ingin repot, hanya diam, tak berkontribusi untuk melakukan perbaikan, padahal negara ini negara demokrasi, dimana Montesquieu, John Locke dan JJ Rousseau mengatakan bahwa rakyatlah yang sebagai Aktor utama.
    Indonesia dengan bangga mengatasnamakan demokrasi, hampir dalam segala hal, tapi nyatanya tidak ada nilai-nilai demokrasi  yang tumbuh di tanah subur ini. Dari rakyat oleh rakyat untuk rakyat, tapi rakyat Indonesia, dimanakah kalian wahai rakyat? apakah kalian yang selama ini mengelola negeri kalian sendiri? kontribusi apa yang telah kalian ciptakan? berbagai demonstrasikah? kerusuhankah? berbagai macam tindak anarkismekah? hanya itukah yang kalian beri untuk negeri yang miskin ini? miskin? kata siapa negeri ini miskin? negeri ini kaya raya! hanya rakyatnya saja yang miskin, mengenaskan.


   Supir taksi hanya bisa menerima segala kebijakan pemerintah lalu berkomentar atas kebijakan itu, mungkin karna berbagai keterbatasan hingga ia hanya mampu berkomentar atas pemerintahnya, ia dengan yakin mengatakan bahwa rezim Soeharto adalah terbaik selama ia hidup, ia merasa sejahtera, ia merasa dimakmurkan, tetapi faktanya ia tak mengerti, bahwa yang membuat ia sulit saat ini adalah kemakmuran(semu) yang telah ia dapatkan dahulu, andaikan ia tahu bahwa idolanya itu, Seoharto, meminjam uang pada dunia untuk memakmurkan rakyatnya hanya pada masa pemerintahannya, lalu melimpahkan beban hutang tersebut pada pemerintahan selanjutnya, mungkin jika ia tahu akan hal ini, ia akan mengutuk habis-habisan idolanya tersebut karna telah membuat dirinya kini merasa sulit menjalani hidup.
   Andai saja rakyat Indonesia sadar bahwa hanya merekalah yang dapat menentukan kemana negeri ini melangkah, maju atau mundur, membaik atau malah makin terpuruk? hanya aku, kamu dan mereka, ya hanya kita yang bisa menentukan, hakikatnya para pejabat pemerintah hanyalah sebuah fasilitator untuk kita saat mencapai suatu titik keputusan dalam menentukan langkah kita, mungkin untuk hari kemarin kita masih menghisap jempol, menete pada pemerintah, tapi untuk hari ini, marilah kita merangkak, berjuang untuk dapat berdiri kemudian berlari membawa bendera negeri ini ketempat yang lebih tinggi. Majulah Kawanku, Majulah Indonesiaku.

Rabu, 05 Januari 2011

Untitled

hi world, i'm here to screaming, to crying, to learning, and to sharing with all part of life. and this is my word